Musisi

Latar Belakang Aksi

Gelombang demonstrasi di depan Gedung DPR-MPR RI dan kantor kepolisian beberapa waktu lalu diwarnai tindak represif aparat. Peristiwa tragis yang merenggut nyawa mahasiswa Affan Kurniawan memantik respons Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). TIM

Sebagai bentuk solidaritas, DKJ mengajak para seniman dan musisi menyuarakan aspirasi melalui mimbar bebas di Plaza Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Senin (1/9/2025) pukul 14.00 WIB.

Mimbar Bebas di TIM

Kegiatan ini diisi dengan pembacaan puisi, sajian musik, live-painting, mural, orasi, hingga aksi teatrikal. Semua digelar untuk menegaskan penolakan atas kekerasan negara yang membungkam suara rakyat.

“Tragedi Affan Kurniawan membuktikan kekerasan aparat telah merenggut nyawa dan menghancurkan ruang aman bagi warga untuk bersuara,” tulis DKJ dalam pernyataan resminya.

Sikap Tegas DKJ

DKJ menyampaikan duka mendalam sekaligus menegaskan empat sikap utama:

  1. Kebebasan berekspresi dan menyampaikan pendapat harus dilindungi tanpa syarat.

  2. Aparat negara wajib menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap masyarakat sipil, termasuk seniman dan pekerja budaya.

  3. Setiap pelaku kekerasan harus dihukum sesuai hukum yang berlaku tanpa pandang bulu.

  4. Pemerintah harus sungguh-sungguh mendengar aspirasi rakyat, menghentikan praktik koruptif, kolusi, nepotisme, serta penguasaan ekonomi oleh segelintir elite.

Kehadiran Para Seniman

Sejumlah nama besar hadir dalam aksi ini, di antaranya Aidil Usman, Ayu Utami, Cholil Mahmud, Dea Anugrah, Dolorosa Sinaga, Eka Kurniawan, Gudskul, Hamzah Muhammad, Irwan Ahmett, Jimi Multhazam, Joko Anwar, Kiki Aulia Ucup, Kontras, Kunto Aji, Reda Gaudiamo, Seno Gumira Ajidarma, hingga Zen RS.

Partisipasi mereka mempertegas bahwa seni adalah sarana perlawanan terhadap tirani, sekaligus wadah solidaritas bagi masyarakat yang haknya terampas.

Baca Juga: Cukup, Jangan Ada Lagi Korban Ricuh Demo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *