Trump Samakan Tarif Impor Filipina dengan Indonesia, Minta Buka Pintu Impor AS

Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat gebrakan dalam kebijakan perdagangan luar negeri. Terbaru, ia menetapkan tarif impor sebesar 19% untuk barang-barang dari Filipina, menyamakan angkanya dengan Indonesia. Pengumuman ini disampaikan usai pertemuan bilateral dengan Presiden Filipina, Ferdinand Marcos Jr, di Gedung Putih, Washington DC.

Caption: Donald Trump bertemu Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr di Gedung Putih bahas tarif impor dan perdagangan bilateral.

Tarif 19% untuk Filipina dan Indonesia

Trump menyebut Filipina kini akan membayar tarif impor sebesar 19%, turun dari tarif sebelumnya yang sempat mencapai 20%. Ia juga menyatakan bahwa sebagai bagian dari perjanjian ini, Filipina diminta membuka pasar impornya untuk produk-produk AS tanpa tarif masuk alias 0%.

“Kunjungan yang indah, dan kami menyelesaikan perjanjian perdagangan kami. Filipina akan memasuki pasar terbuka dengan Amerika Serikat, dan nol tarif. Filipina akan membayar tarif 19%,” ujar Trump, dikutip dari Reuters.

Penyesuaian tarif ini dinilai menyamakan posisi Filipina dengan Indonesia, yang lebih dulu dikenakan tarif serupa dengan syarat tambahan dari AS.

Respon dari Presiden Marcos Jr Terhadap Donald Trump

Presiden Ferdinand Marcos Jr menyambut baik keputusan tersebut dan menyebut AS sebagai sekutu terdekat Filipina. Ia menilai penurunan tarif 1% sebagai langkah penting yang akan berdampak besar dalam jangka panjang.

“Satu persen mungkin tampak kecil, tetapi ini adalah pencapaian signifikan yang mencerminkan komitmen kuat kedua negara,” ujar Marcos di Washington.

Kesepakatan Serupa untuk Indonesia Dengan Donald Trump

Sementara itu, Indonesia juga mendapatkan perlakuan serupa dengan tarif 19%, namun disertai persyaratan tambahan dari pemerintah AS. Di antaranya, Indonesia diminta:

  • Membuka akses pasar impor untuk produk asal AS dengan tarif 0%
  • Menghapus pajak digital atas layanan seperti iklan media sosial dan streaming
  • Mencabut ketentuan verifikasi pra-pengiriman barang dari AS
  • Menghapus pembatasan ekspor mineral penting yang dibutuhkan oleh AS

Persyaratan ini dinilai lebih berat dibandingkan Filipina, mengingat AS mengimpor lebih banyak dari Indonesia.

Data Perdagangan AS-Filipina vs AS-Indonesia

Sepanjang 2024, AS mengimpor barang senilai US$ 14 miliar dari Filipina, sementara dari Indonesia mencapai US$ 28 miliar. Ekspor AS ke Filipina senilai US$ 9 miliar, dan ke Indonesia US$ 10 miliar. Artinya, defisit perdagangan AS dengan Indonesia dua kali lipat lebih besar dibanding Filipina.

Barang utama dari Filipina yang masuk AS meliputi komputer, elektronik, makanan olahan, dan pakaian. Sementara dari Indonesia, yang paling banyak diimpor adalah pakaian, alas kaki, biji minyak, dan migas.

Kesimpulan

Dengan penetapan tarif 19% untuk Filipina dan Indonesia, AS di bawah kepemimpinan Trump tengah menata ulang strategi dagang bilateralnya. Namun, dengan syarat tambahan untuk Indonesia, pemerintah RI perlu berhati-hati dalam merespon agar tetap menjaga posisi tawar dalam hubungan dagang global.

Langkah Trump ini juga menjadi sinyal bahwa kompetisi ekonomi di kawasan Asia Tenggara semakin ketat, dan diplomasi ekonomi harus dijalankan dengan strategi yang matang oleh kedua negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *